Monday, February 14, 2011

Merayakan Hari Valentin's day

Kita sudah tahu perayaan Valentine’s Day termasuk perbuatan yang tidak diperkenankan dalam syari’at islam. Dan melihat dari aspek sejarah perayaan Valentine’s Day serta apa yang terjadi di masyarakat kita, maka tak pelak lagi bahwa perayaan tersebut sangat dilarang ( diharamkan ) bagi kaum muslimin. Alasan tersebut dapat kita rinci menjadi tiga tinjauan.

Pertama Tinjauan historis.
The World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi mengenai sejarah Valentine’s Day. Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk Dewi Cinta (Queen of Feverish Love) Juno Februata. Pada hari itu, pada hari itu para pemuda mengundi nama-nama gadis didalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun unruk senang-senang dan obyek hiburan. Pada tanggal 15 Februari, mereka meminta perlindungan Dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang, dan para wanita berebut untuk dilecut karena menganggap lecutatan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.

Ketika agama keristen masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nama kerstiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama paus dan pastur. Di antara pendukungnya adalah kaisar Konstantine dan Paus Gregory l. Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran keristen, pada 496 M Paus Gelasius I MENJADIKAN UPACARA Romawi kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada tanggal 14 Februari.

Versi lain menyebutkan perayaan ini dihubungkan dengan St.Valentine, seorang pendeta yang hidup di Roma pada tahun 200M, dibawah kekuasaan kaisar Claudius ll. St.Valentine ini pernah ditangkap oleh orang-orang Romawi dan dimsukan kedalam penjara karena dituduh membantu satu pihak untuk memusuhi dan menentang kaisar. St.Valentine ini berhasil ditangkap pada tahun 270M . Kemudin Orang-orang Romawi memenggal kepalanya di Palatine Hill (bukit paletine) dekat altar Juno.

Adapun kebiasaan mengirim kartu valentine yang sering dilakukan pada saat perayaan hari kasih sayang tersebut, tidak ada kaitannya langsung denga St. Valentine. Pada 1415M ketika The Duke Of Orleans dipenjara di Tower di London, pada perayaan hari gereja untuk mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer penyair inggris mengaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya.

Lalu bagai mana dengan upacara “Be My Valentine” Ken Sweiger dalam artikelnya “Should Biblical Cristians Observe it?” Pada situsnya mengatakan bahwa kata “Valentine” berhasal dari bahasa latin yang berarti “yang mahaperkasa, yang mahakuat, dan maha kuasa. Kata ini ditunjukan kepada Nimrod dan Lupercus, Tuhan orang Romawi, maka disadari atau tidak, jik kita meminta seseorang menjadi Be My Valentine, hal itu berarti melakukan perbuatan yang di murkahi Tuhan (karena memintanya menjadi sang mahakuasa) dan menghidupkan budaya memuja kepada berhala. Dalam islam hal ini disebut syirik, artinya menyekutuhkan Allah Swt. Adapun Cupid (berarti The Desire) sibayi bersayaf dengan panah adalah putra Nimrod “The Hunter”,dewa matahari. Disebut Tuhan cinta karena ia rupawan sehingga diburu wanita, bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri. Na’udzubillahimindalik.

Kedua Tinjauan Sosiologis:
Perayaan Valentine’s Day mulai membudaya dikalangan masyarakat kita khususnya dikalangan kawula muda sekitar tahun 1980an berbarengan dengan munculnya televise-televisi swasta yang banyak mengupas dan menayangkan berita ataupun film-film yang bertemakan perayaan tersebut.

Sejak itu perayaan Valentine’s Day digandrungi para generasi muda sebagai akibat dari penetrasi budaya asing yang masuk lewat pemberitaan berbagai media, baik media cetak maupun media electronic. Perayaan ini pun dikenal oleh mereka sebagai perayaan hari kasih sayang, yang menurut mereka adalah momen yang paling tepat untuk mengungkapkan perasaan cinta dan kasih sayang kepada orang-orang yang dekat dihati.

Perayaan ini biasanya dirayakan dikafe, hotel, atau ditempat-tempat yang romantic, di mana setiap pasangan memberikan hadiyah berupa kue coklat atau bunga yang bertuliskan “I Wish You Be My Valentine” kepada yang lain. Setelah itu diadakanlah pesta-pesta dan hura-hura. Ini tidak asing karena budaya ini hasil import dari budaya barat yang bersifat permisif (serba boleh) dan hedonis (menurutkan hawa nafsu).

Bahkan belakangan ini, pesta perayaan Valentine’s Day dirayakan dengan perbuatan-perbuatan yang amoral dan jauh dari temanya itu sendiri. Banyak kita lihat pemberitaan televise maupun Koran-koran sekelompok anak muda yang menghabiskan perayaan malam tersebut dengan pesta seks dan narkoba. Na’udzubillahimindalik.

Ketiga Tinjauan Syar’i:
Perayaan tersebut menjadi lahan subur bagi terjadinya praktik-praktik kemaksiatan serta perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma agama, yang bisa membawa bencana ke dalam masyarakat kita.
Adapun tema kasih sayang yang sering menjadi alasan orang untuk ikit merayakannya. Islam tidak memungkiri bahwa hal tersebut sesuatu yang asasi bagi manusia. Oleh karena itu, Rasulullah Saw bersabda: “Sayangilah yang ada dimuka bumi, niscaya yang berada dilangit akan menyayangimu”.

Akan tetapi, islam memerintahkan bahwa perasaan kasih sayang tersebut harus diwujudkan sesuai dengan aturan-aturan syar’i..! Hal ini penting untuk diperhatikan karena biasanya perayaan ini banyak dilakukan oleh remaja yang memanfaatkan perayaan tersebut untuk menjali kasih sayang dengan lawan jenis yang jauh dari nilai-nilai syar’i.

Masih mau merayakan Valentin…..?????

Sumber Fiqih islam untuk remaja

No comments: